Warung Bebas

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Rabu, 23 Februari 2011

Indonesia takluk di Jaka Baring

Berbekal dukungan penuh suporter Indonesia yang memadati Stadion Jaka Baring, Palembang, timnas Merah Putih langsung berinisiatif tampil menyerang sejak peluit babak pertama dibunyikan.

Dukungan penuh suporter Indonesia di Stadion Jaka Baring tak ammpu mengangkat moral pasukan timnas U-23 Indonesia. Pasukan Garuda Muda takluk 1-3 dari Turkmenistan.

Timnas Garuda muda terus berusaha membongkar ketatnya lini belakang sang lawan melalui Penetrasi Okto Maniani melalui sisi kiri. Namun, perbedaan postur yang cukup signifikan membuat umpan-umpan terukur Okto seakan sia-sia.

Peluang pertama di pertandingan ini lahir di menit kelima bagi kubu Indonesia. Diawali dari umpan silang Okto dari sisi kiri, tercipta kemelut di depan gawang Turkmenistan. Titus Bonai yang mendapat bola muntah gagal mengkonversinya menjadi sebuah gol.

Namun, Titus Bonai, atau yang akrab dipanggil Tibo, berhasil membayar kesalahannya di menit ke-13. Memanfaatkan umpan datar Okto melalui set piece tendangan bebas, Tibo yang berdiri bebas menyontek bola dengan menggunakan tumit dan membentur salah satu pemain belakang Turkmenistan. Hal itu membuat arah bola berbelok dan meluncur masuk menembus jala Turkmenistan. Indonesia memimpin 1-0.

Tetapi, gol itu segera dibalas oleh Turkmenistan tiga menit berselang. Melalui sebuah situasi tendangan bebas, kapten Amanov Azwan melepaskan tendangan ke pojok kanan gawang yang tidak mampu dihalau dengan baik oleh penjaga gawang timnas Kurnia Mega. Indonesia 1-1 Turkmenistan.

Selepas gol itu, kendali permainan mutlak langsung diambil alih oleh para pemain muda Turkmenistan. Mereka terus menekan pertahanan Indonesia di setengah bidang lapangan permainan. Sementara, Indonesia hanya mampu tampil bertahan sambil sesekali melakukan serangan balik melalui kecepatan Okto dan Titus Bonai. Babak pertama berakhir imbang 1-1.

Indonesia terus tampil menyerang di awal babak kedua. Pelatih kepala Alfred Riedl menginstruksikan anak-anak asuhnya untuk menampilkan umpan-umpan pendek dengan mengandalkan kecepatan Okto Maniani maupun Titus Bonai.

Yongki Ariwibowo hampir saja membawa Indonesia unggul enam menit setelah babak kedua dimulai. Berawal dari tusukan Okto dari sisi kiri. Pemain asal Papua itu sukses mengelabui dua pemain bertahan Turkmenistan, kemudian dia melepas umpan silng datar yang disambut oleh cocoran Yongki. Namun, sayangnya masih mampu diselamatkan dengan sangat baik oleh penjaga gawang Turkmenistan.

Asik menyerang, Timnas Indonesia justru dikejutkan oleh gol kedua Turkmenistan melalui sebuah situasi serangan balik cepat. Fahid yang lepas dari pengawalan dua pemain bertahan Indonesia melepas umpan datar yang kemudian disambar oleh tendangan keras Bolyan Alexander. Turkmenistan memimpin 1-2.

Lima menit sebelum pertandingan berakhir. Turkmenistan kembali menambah sebuah gol. Setelah menjadi arsitek gol kedua Turkmenistan, Fahid akhirnya mencetak gol penutup melalui sebuah tendangan keras ke pojok kanan gawang Kurnia Mega. Skor 1-3 tidak berubah hingga peluit panjang dibunyikan.

Hasil ini membuat langkah Indonesia terasa sangat berat. Pasalnya, pasukan Alfred Riedl harus menang dengan selisih tiga gol di laga leg kedua 9 Maret mendatang di markas Turkmenistan, Stadion Olimpiade Ashgabat.

Ref: inilah.com

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...