saat syuting film MISTERI HANTU SELULAR di Telaga Warna, kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Beberapa kru film tewas secara misterius.Hal itu dibenarkan oleh sang sutradara Indra Tirtana. Diakuinya memang benar ada yang meninggal saat syuting film yang menghadirkan dua bintang spesial, Guruh Soekarno Putra dan Permadi. "Mengenai yang 4 orang mati di tempat itu betul. Setelah syuting saya ke lokasi dan memang itu betul. Saya juga sempat bersinggungan dengan keluarganya," kata Indra.
Pembuatan film horor selalu ada saja cerita seram di baliknya. Entah itu adanya interaksi dari alam gaib, sampai yang berujung pada maut.
Diceritakannya, orang yang meninggal antara lain adalah Pak Misro, kuncen (juru kunci/penjaga) dari Telaga Warna. Saat itu Indra memilih Telaga Warna sebagai lokasi syuting, karena ia belum tahu ada larangan keras telaga itu untuk dibuat mandi. Malang tak dapat ditolak, sang kuncen pun meninggal satu hari setelah adegan jatuhnya salah satu tokoh ke dalam telaga itu.
"Saya juga tidak tahu mengenai larang ini (nyebur ke telaga). Setelah saya bilang, 'Oke ini bagus buat lokasi syuting', kemudian anak-anak kru menghubungi kuncen. Tapi mereka menghubungi kuncen yang salah namanya Misro, karena kuncen yang asli itu sedang bertapa," tutur Indra.
Sedangkan orang kedua adalah istri penduduk setempat yang membantu kru film menggali kuburan di lokasi pemakaman tua di desa sekitar Telaga Warna. Setelah dipakai syuting dan adegan tercebur ke liang lahat kuburan itu, besok paginya istri sang penggali kubur meninggal dunia karena serangan jantung dan dimakamkan di lubang yang digali sang suami pada malam harinya.
Orang ketiga dan keempat adalah supir dan kenek truk pasir yang melintas di dekat pemakaman tua dengan dua pohon beringin besar. Menurut kepercayaan setempat, pohon itu tidak boleh diambil gambarnya. Tapi setelah diambil gambar, besok paginya pohon tersebut malah tumbang. Mendengar suara gaduh seperti pohon tumbang, supir dan kenek keluar dari truk mereka untuk menyelamatkan diri. Namun naas, justru keduanya tertimpa pohon beringin tersebut hingga tewas - sementara truk dalam keadaan baik-baik saja.
Permadi sendiri yang didaulat menjadi spiritualis dalam film tersebut mengaku tidak menutup kemungkinan hal aneh itu terjadi. "Saya sendiri tidak ikut syuting di daerah tersebut, tapi ini mungkin saja. Saya kaitkan ini dengan Mbah Maridjan, seperti dia setelah menjadi selebritis lalu dia membangun masjid di gunung, kemudian meninggal di masjid. Itu mungkin saja karena dia melanggar hal-hal yang tidak boleh dilanggar oleh kuncen," kata Permadi. "Tapi fakta ini tidak boleh dihubung-hubungkan karena nanti keluarga akan menuntut ke pembuat film," lanjutnya.
"Ya kalau ini dibilang treat jualan, saya rasa memang iya. Tapi ini memang benar terjadi," kata Indra lagi.
Ref: kapanlagi.com
0 comments:
Posting Komentar