Kerentanan terhadap kehilangan tenaga nuklir, misalnya, berimbas signifikan pada negara maju, meskipun tingkatnya bervariasi. Selain akan menghambat kemajuan lainnya.
Penghentian penggunaan energi nuklir sebagai sumber daya listrik, tampaknya merupakan pilihan yang sulit. Apalagi hal ini akan berimbas pada perekonomian dunia. Benarkah?
1. Tanpa tenaga listrik nuklir, sulit mewujudkan mobil listrik.
Kita membutuhkan daya listrik lebih banyak untuk menjalankan kendaraan listrik, salah satunya untuk mewujudkan mobil listrik. Dalam tahun-tahun mendatang, tidak semuanya mudah menambah daya listrik dalam bentuk apapun. Jika suatu daerah kehilangan listrik nuklir, mereka akan mengalami kerugian tertentu.
2. Pemadaman bergilir mungkin akan terjadi di banyak daerah, karena kesulitan menutup defisit listrik dari sumber bahan bakar terbarukan atau fosil.
Pemadaman listrik bergilir terjadi di Jepang, ketika beberapa pembangkit listrik nuklir rusak. Hal ini bisa terjadi di beberapa lokasi lain. Harga batu bara dan gas bumi mungkin akan naik, dalam upaya mendapatkan produksi yang lebih banyak. Harga minyak bahkan mungkin juga naik, karena minyak dapat digunakan untuk lintas generasi.
Negara dengan mayoritas produksi berasal dari nuklir, mungkin memiliki fasilitas alternatif untuk pembangkit listrik. Namun, dimanapun fasilitas tersebut tersedia, diragukan produksi batubara dan gas alam dapat ditingkatkan untuk menutup kekurangan dari nuklir.
Misalkan di AS, nuklir dan gas alam menyediakan jumlah yang sama untuk tenaga listrik, sehingga mungkin sulit melipatgandakan produksi gas alam untuk listrik, demi menutup kekurangan nuklir.
Akan ada tekanan untuk meningkatkan energi terbarukan, selain tenaga air, seperti angin, surya, dan biogas, tetapi mereka mulai dari basis yang kecil, dan cenderung lebih mahal ketimbang bahan bakar lainnya.
Untuk alasan ini, sangat diragukan mereka akan menggantikan lebih dari sebagian kecil kekurangan tersebut. Angin dan surya juga terputus-putus, sehingga menimbulkan tantangan tambahan ketika menggunakannya sebagai sumber bahan bakar.
Rembrandt Koppelaar menunjukkan ringkasan biaya pembangkit listrik, berdasarkan analisis IEA. Tabel tersebut menunjukkan bahwa batu bara, gas alam, dan nuklir adalah sumber termurah pembangkit listrik, dan energi terbarukan cenderung lebih mahal.
3. Negara yang kehilangan tenaga listrik nuklir, berpotensi mengalami angka pengangguran yang lebih tinggi, pendapatan pajak lebih sedikit, dan masalah keuangan lainnya.
Kecuali ada cara penggantian listrik, kegiatan industri dan komersial mungkin harus diatur kembali, yang mengarah pada meluasnya PHK para pekerja. Bagi mereka yang diberhentikan memiliki pinjaman, maka ada kemungkinan gagal bayar pada mereka.
Permintaan rendah untuk rumah kemungkinan akan menurunkan harga properti, dan secara tidak langsung, pajak yang didasarkan pada nilai-nilai rumah. Pemerintah juga akan menerima pendapatan yang lebih rendah berdasarkan gaji orang-orang di daerah tersebut, menambahkan masalah pada keuangan mereka. Semua ini juga akan menyulitkan pemerintah untuk membayar utang mereka.
4. Bila bahan bakar fosil menggantikan nuklir, maka tingkat CO2 pun cenderung lebih tinggi.
Bahan bakar fosil yang paling banyak digunakan untuk pembangkit listrik adalah batu bara dan gas alam. Dengan banyaknya bahan bakar yang terbakar hingga hari ini, tingkat CO2 juga akan lebih tinggi. Kedua bahan bakar ini memiliki masalah lain.
Misalkan batu bara memiliki masalah polusi besar, di samping isu-isu CO2. Gas alam pun kini semakin diekstraksi menggunakan fracking, teknik yang kini kontroversial, terutama bila digunakan di daerah-daerah berpenduduk. Harganya mungkin akan jauh lebih tinggi dalam rangka meningkatkan produksi secara signifikan, sehingga kurang terjangkau bagi pemilik rumah untuk menggunakan batu bara atau gas alam.
Terlepas dari semua itu, pengamat energi Gail Tverberg mengatakan, mengurangi penggunaan nuklir mungkin masih menjadi jalan keluar, terutama di daerah rawan gempa. Apalagi di daerah yang ketidakstabilan politiknya meningkat. “Membangun fasilitas nuklir di negara-negara dengan revolusi politik bisa menjadi bencana,” ujarnya.
Ref: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1338332/pembangkit-nuklir-manfaat-atau-bencana-2
Tag: nuklir,energi nuklir,bom nuklir,pembangkit listrik tenaga nuklir,reaktor nuklir,nuklir indonesia,kapal selam nuklir,perang nuklir,teknologi nuklir,tenaga nuklir,bahaya nuklir,reaksi nuklir,nuklir rusia, kedokteran nuklir,fisika nuklir,gambar nuklir,nuklir amerika,nuklir korut,teknik nuklir,limbah nuklir,penemu nuklir,kapal selam nuklir indonesia,sejarah nuklir,pengertian nuklir,badan tenaga nuklir nasional, sumber energi nuklir,teknik nuklir ugm,nuklir penyebab tsunami,pemanfaatan teknologi nuklir,bahan bakar nuklir,fusi nuklir, cara kerja reaktor nuklir,cara membuat nuklir,sekolah tinggi teknologi nuklir,pltn nuklir,apa itu nuklir,logo nuklir,video nuklir,makalah nuklir,reaktor nuklir indonesia,artikel nuklir,cara kerja nuklir,bahan nuklir,lambang nuklir,nuklir cina,reaktor nuklir di indonesia,energi alternatif nuklir,gambar bom nuklir,aplikasi nuklir,negara nuklir
0 comments:
Posting Komentar